Jumat, 30 Desember 2011

KEPONAKAN

Tiap minggu aku selalu pulang ke semarang. Dari pati jumat malam balik lagi ke pati senin pagi. Dan hal rutin yang harus lakukan selain memakan janin adalah bermain dengan ponakan. Aku punya 5 biji ponakan yang mana mereka adalah cerminan dari anak iblis! MEREKA IBLIS!!

Ponakan pertamaku adalah satu-satunya yang berjenis kelamin cowok. Ga sering ketemu sih soalnya udah sma, jadi suka maen sama temen-temen yang sebaya.

Nah, yang bermasalah adalah 4 ponakan lainnya. Mereka semua cewek. Mari aku ceritakan 1 per satu.

Tia, kelas 3 SD dengan postur seperti anak smp. Berat badannya sama dengan 3 ponakan lain dijadikan 1. pernah sesekali dia dateng sambil lari ke arahku, hal bodoh yang aku lakukan dan sampe sekarang aku sesali adalah menampakkan posisi siap merangkul. Membuka tangan lebar-lebar…
“OM ICAK!!” dari kejauhan dia lari bagai banteng siap nyeruduk.
Aku dengan anggunnya membuka tangan lebar-lebar “TIA!!”
Kita bagaikan main film India, berlari, bertemu di padang bunga, berpelukan. Tapi waktu itu aku urungkan niat untuk menari dengan udel yang keliatan. Padahal momennya pas.
Dan setelah ponakanku mendekat,
5 meter, mukaku masih biasa
4 meter, melihat ponakanku bagaikan banteng kalap
3 meter, aku yang mulai kalap, takut sendiri diseruduk
2 meter, suara ponakanku kedengeran. Hhhhh… Hhhhh
1 meter, aku jerit! Dan
BLUK!
Aku ga bisa napas! Tiba2 semuanya berputar-putar, bumi kayak bergoyang, aku liat cahaya putih dari kejauhan…
“om icak ga papa?” Tanya Tia dengan polosnya. Ga tau kejahatan apa yang baru dia lakukan!
“kayaknya pankreasnya om icak geser…”

selanjutnya adalah SASA, adiknya TIA, ponakanku yang satu ini sangat suka menyanyi. Dalam sehari bisa nyanyi terus. Waktu mandi, makan, sepedaan keliling kampus, nulis, gambar kecuali saat tidur. Masalahnya adalah lagu yang di nyanyikan selalu sama. Waktu suka lagu “Suara” milih hijau daun, dia akan nyanyi seharian. Salah pula. Begini liriknya

pas bagian Reff:
suara, susu manohara
boleh dicoba di mana aja
nanti ditangkep pak polisi
ditembak mati
masuk televisi..

sumpeh! Anak2 sekarang daya karangnya bikin kaget.
Selain itu, sasa punya gaya tidur yang mengagumkan. Pernah jatuh dari kasur gara-gara kalo tidur menggelinding dengan indahnya. Mungkin dalam keadaan tidak sadar, dia bisa melakukan acrobat senam indah. Coba kalo ada olimpiade senam tidur. Sasa pasti juara 1. Masalahnya waktu aku tidur ma dia, aku ga tau kebiasaan biadab itu. Aku kaget banget waktu tau kalo dia tidurnya muter! Malem2 aku bangun gara2 kaki sasa udah ada di muka! Pantes aku ga bisa napas. Jempol kakinya dengan sukses mendekati lubang idungku. Aku jadi takut kalo lubang idungku ga perawan lagi…

Diva dan Chela. Adalah ponakanku yang udah sering aku ceritakan. Mereka kakak beradik. Mereka bagaikan beauty and the beast. Bedanya mereka bermuka beauty dan berkelakuan beast!!
Mereka suka minta gendong tapi bersama-sama. Rasanya kayak jadi kuli panggul di pasar. Mereka suka minta 2 kalo jajan dengan asumsi ngasih buat sodaranya. Padahal dua2nya ikut ke supermarket. Tapi tetep minta 2 tiap anak. Mereka suka teriak2 sambil tarik2 tanganku, dengan komposisi diva di sebelah kanan dan chela sebelah kiri. Mereka suka minta kuda2an dengan aku yang harus jadi kudanya dan mereka jadi cowboynya. Waktu aku minta yang jadi cowboy mereka malah mau nonton TV, curang!
Mereka suka minta di dongengin. Dan dongeng yang sering banget diceritain ke mereka adalah kancil mencuri ketimun. Entah apa yang ada dipikiran ibu mereka. Apakah ingin anaknya menanam ketimun atau malah ingin anaknya menjadi kancil? Aku pikir dongeng itu kurang bagus. Maka aku punya rencana hebat., aku puny aide cerita lain!
“va, che! Sini, om icak punya cerita baru!”
“ga mau, lagi nonton film!” kata diva dengan lantang. Dan aku tau pasti adiknya bakal ikut2an.
“he eh, ton ilem” tu kan…
Aku ga habis akal! Aku keluarkan dompet, kipas2 uang 20rban. Dengan sukses mereka berlari kearahku. “cerita apa om?”
“judulnya kancil mencuri laptop!”
“WA!!!” mereka teriak seneng bukan karena ceritanya. Tapi karena uang yang aku pegang, terbukti dari sorot mata mereka yang ga fokus ke aku tapi ke arah otto iskandar dinata!
SI KANCIL MENCURI LAPTOP
“pada suatu hari, pak tani yang nanem timun jengkel sama si kancil gara2 timunnya di curi terus. Akhirnya pak tani beli laptop. Sekarang dia order lewat facebook dan kaskus. Pak tani jadi kaya raya gara2 jadi order trus di jual lagi. Si kancil jengkel gara2 pak tani ga nanem timun lagi. Si kancil berpikir, gimana caranya dia makan? Anak2nya juga belon dikasih makan, gimana dia menafkahi anak istrinya? Padahal sebentar lagi anak si kancil mau masuk usia sekolah. Mana istrinya harus ke Larissa tiap 2 minggu untuk facial. Si kancil akhirnya kalap. Dia dateng ke rumah pak tani dan nyolong laptop pak tani. Akhirnya pak tani dan si kancil hidup bahagia. Tamat.”

Dasyat! Cerita karanganku ini bikin mereka tidur saking boringnya! Jadi aku ga perlu ngeluarin 20rbku untuk mereka. Aku jadi bayangin, saking mereka terinspirasi dengan kisah ini, suatu saat nanti mereka akan dateng ke rumah dengan bangganya.
“om, aku nyolong jemuran tetangga!”
“BAGUS! Kalo kamu chela?”
“habis nusuk perut yang punya jemuran pake gantungan baju!”
“GUD DOG!” jawabku sambil ngelus2 kepala mereka. Ponakanku dengan sukses menjadi kriminal tingkat akut.
tia


sasa


diva


chela
 ih... unyunya...

Entah kenapa, tiba-tiba aku ingin membahas soal pengemis. Bukan bermaksud mendiskriminasikan kaum pengemis. Cuman ingin bernalar dengan mereka. Pembaca tentu tau banyak sekali pengemis di sekitar kita. Mulai dari yang ga bisa bicara sampai pura-pura ga bisa bicara. Dari muter kompleks atau di pinggir jalan. sampai yang ga bisa apa-apa atau memanipulasi pikiran kita agar berpikir bahwa pengemis itu ga bisa apa-apa.
Contoh dari memanipulasi pikiran kita yang sering aku dijumpai adalah
  • dengan berjalan ngesot. Mungkin ingin menimbulkan efek dramatis seperti film horror atau memang mengikuti program pemerintah dengan membuat jalanan bersih.
  • efek darah dan perban. Ini lebih dramatis lagi. Tapi si pengemis tidak tau bahwa membeli perban itu butuh uang. Maka asumsinya adalah si pengemis punya uang buat beli perban tapi bilang “saya belum makan 3 hari om…” oke deh, kenapa kamu beli perban daripada makanan? Itu absurd banget.
  • Efek lalat combo dengan darah mengering. Kebetulan temen SMA ku adalah pengamen jalanan. Dia cerita sendiri kalau efek lalat dibuat dengan memberikan tape pada bagian-bagian tertentu pada badannya. Dan darahnya yang mengering adalah sirup. Makanya kita sering menjumpai pengemis yang kulit sangat kering. Padahal itu air gula atau sirup yang mongering.

Tapi baru kemaren aku liat pengemis professional kawan. Bukan, bukan pengemis yang mengaku dari yayasan tertentu. Ini lebih aneh lagi.
Kemaren dulu panas melanda semarang dengan gilanya. Mungkin kalo iblis lagi iseng ke semarang dia bakal memilih untuk balik ke neraka saking ga tahannya. Karena panas menimbulkan dehidrasi maka aku beli deh minuman ke suatu mini market. Cuma ada 2 mini market yang aku tau. Kalo bukan Alfamart ya Indomaret. Tapi ada karakteristik yang pasti dari kedua mini market itu :
  • dua-duanya bener-bener tumpang tindih. Dimana ada alfamart maka di deket-deket situ pasti ada indomaret begitu juga sebaliknya. Mereka bagai romeo dan Juliet, bagai jin dan jun, bagai bokep dan sabun. Tak bisa dipisahkan.
  • Dua-duanya menjamur. Mereka lebih gila dari Bank BRI yang tiap kecamatan ada. Mereka tiap belokan ada! Bahkan bandung bondowoso yang bikin 1000 candi kalo hidup jaman sekarang bakal kaget. “lho? Minimarket lagi? Kayaknya di belokan sini kemaren belom ada…”
Karena yang paling deket adalah Alfamart maka aku masuk ke mini market itu. Dan taukah kalian? Aku masuk ke mini market itu tak sendiri. Dibelakangku ada ibu-ibu dengan baju compang camping Dengan baju jawa seperti mbok jamu dan dengan bakul nasi diiket ke belakang punggung ala pengemis. Tapi atas nama positive tinking aku berpikir kalau ibu itu bukan pengemis, cuman low profile.
Karena penasaran, aku buntuti si ibu. Tapi karena misi ini ga boleh ketahuan, maka aku harus diam-diam. Kamuflasenya adalah melihat-lihat benda yang ada di deket si ibu.
Si ibu menuju etalase minuman, aku pun begitu. Sekalian ambil minuman pilihan, yaitu susu. Tapi aku bingung mau yang kanan apa yang kiri. Setelah berargumen dengan diri sendiri dan meyakinkan diri bahwa yang kiri lebih besar, aku ambil yang kanan. Entah kenapa selalu seperti itu, ataukan karena cara pegangnya? #eh
Si ibu pindah etalase, aku ikutin tapi dengan sikap cool, yang mana akan sangat gampang sekali aku Nampak cool, secara badanku sudah mirip cool…kas.
Si ibu mengambil benda yang diinginkan. Aku dengan PDnya ambil barang yang sama, yaitu….. pembalut. Ah! Oke. Ehmm.. Si ibu melihat dengan tatapan seperti melihat kecoa. Jijik-jijik gimana gitu. Aku panik dalam hati. Mikir cak, mikir!! Keburu malu! Akhirnya argument yang keluar dari mulut adalah “saya pikir roti bu.. ternyata roti kempit…” aku dengan elegannya pergi tanpa pamit. Mukul-mukul kepala sendiri, kenapa bisa bego kayak gini. KENAPA!! Karena malu ga ketulungan. Aku akhirnya mengakhiri misi penasaran ini dan menuju kasir. Ga disangka si ibu ternyata juga pergi ke kasir. Aku ga berani liat muka si ibu saking malunya. Langsung bayar langsung ambil susu dan langsung keluar.
Sebelum keluar aku sempet denger si ibu bilang satu kalimat ke mbak kasir, aku kaget ga ketulungan. Positive tinkingku ilang semua, satu kalimat yang keluar dari mulut si ibu adalah
“nok…” nok disini artinya bukan nanok, masak iya itu mbak cantik namanya nanok. Ga keren aja.
“nok… sak iklas e nok…” (nok… seiklasnya nok…) dengan pose sedikit membungkuk. Tangan kanan di angkat rata dengan dada dan telapak tangan menghadap ke atas. Pose pengemis pada umumnya.
si ibu beneran ngemis!!! Gila! Ngemis di dalam mini market merupakan modus yang baru aku tau!
penghasilan ni pengemis lebih banyak daripada aku yang S1. apa ngemis aja yah? ups
Sebegitukah malasnya seseorang sampai mengemis pun menjadi profesi. Ketika kita melihat di TV para gelandangan dan pengemis (GEPENG) di tangkap, mereka bakal teriak dan berontak. Kenapa? Karena mereka “mencintai” profesi itu. Menyalahkan berbagai kalangan termasuk pemerintah yang tidak memperhatikan mereka. Padahal membawa mereka adalah salah satu cara pemerintah dalam mengurangi kemiskinan.
Banyak orang yang bilang bahwa angka kemiskinan di Indonesia itu naik. Saya pikir angka kemiskinan Indonesia itu menurun. Menurun ke anak cucu. Karena profesi itu lumayan menjanjikan. Mari kita menalar.

Aku sendiri pernah secara iseng (karena emang ga ada kegiatan) nunggu di sekitar jalan Ada banyumanik Semarang, jadi kalo terkesan omong saja ya ga mungkin.
Setiap 1 menit lampu hijau selalu ada 1 menit lampu merah.
Setiap lampu merah si bapak pengemis mendapatkan minimal rp. 500
Bapak itu mengemis selama 10 jam, 1 jam istirahat. Maka aktifnya adalah 9 jam. (ini beneran tanya temen yang ngamen)
Maka hasilnya :
500 tiap 2 menit selama 9 jam = 135.000 setiap hari
Jika dia 5 hari kerja maka 1 bulan ada 22 hari. 135.000 x 22 = 2.970.000
Aye! PNS golongan pemula yang ga korupsi aja kalah! Aku yang mantan pegawai bank aja kalah! Karena begitu menjanjikannya profesi ini, maka orang cenderung memilih mengemis sebagai profesi.

 kalo yang ngemis secantik ini ya tergoda ya

Kamis, 29 Desember 2011

PENELITIAN ILMIAH bersama Prof Icaq 1 : pedih adalah

 Selamat pagi pembaca, saya profesor IcaQ ingin menyampaikan hasil dari penelitian saya tentang pedih. Tak dapat disangka, ternyata kosakata pedih sangat akrab di telinga para mahasiswa yang saya ampu, terlebih pada mahasiswa jomblo tingkat akhir. Maka dari itu, saya melakukan penelitian simple. Menanyakan pada semua mahasiswa, dan sampling khususnya adalah mahasiswa jomblo. pertanyaannya adalah menyingkap arti kata PEDIH menurut para jomblo tingkat akhir. Inilah hasilnya :
  • Pedih adalah ditolak cewek dengan perkataan ajaib “aku mau konsen ke kuliah dulu” ternyata 3 hari kemudian udah jadian sama cowok lain padahal muka juga ga kalah jelek
  • Pedih adalah diajak maen cewek saat disuruh nganterin. Waktu ujian maennya sama yang pinter. Minta dicolok tu mata
  • Pedih adalah maen kerumah cewek dengan bawa gorengan. Ternyata dirumah cewek udah ada cowok lain yang bawa kue bronis. Yang pedih adalah pulang sambil bawa gorengan. Sampe kos dimakan sendiri. Lupa beli minum. Nangis sambil kepedesan memberikan efek dramatis
  • Pedih adalah melihat teman yang maen bareng, tidur bareng, jelek juga sama. kok ya bisa punya pacar?
  • Pedih adalah inbox cuma diisi oleh mama minta pulsa, tawaran kartu kredit atau ajakan jadi agen pulsa
  • Pedih adalah dapet sms “kapan kamu dateng kerumah?” tapi dari dosen pembimbing skripsi bukan dari cewek
  • Pedih adalah dapet sms “kamu udah makan?” tapi dari nyokap. Sekalinya orang lain pun salah sambung
  • Pedih adalah saat malem minggu cuma ngeringkuk di kamar kos sambil pegang perut saat akhir bulan. Yang bayarin makan pun tak ada
  • Pedih adalah ditolak karena nama kita ga cukup bagus saat disandingkan dalam undangan pernikahan. PAIJO dan AURELIA
  • Pedih adalah ditolak karena nama kita mengubah image si cewek. Sebelum nikah bernama Bunga setelah menikah bernama Bu Ngatiran. Memang sama-sama bunga cuman beda arti
  • Pedih adalah ditolak karena si cewek bilang akan menemukan yang lebih baik dan ternyata dia benar
  • Pedih adalah nonton teletabis tapi ga ada yang bisa diajak pelukan
  • Pedih adalah berusaha menyeruput teh selagi panas. Karena jomblo butuh kehangatan yang lebih
  • Pedih adalah punya pacar, minta putus karena kita adalah mahasiswa yang ga punya masa depan dan ternyata dia benar. Kuliah aja 6 tahun, emang SD?
  • Pedih adalah masih peduli sama mantan. Balikan ga mungkin. Mau cari pacar lagi ga ada yang mau. Mau move on gimana coba?
  • Pedih adalah ditolak dengan dalih kurang ganteng. Engga frontal sih cuma nyindir karena kurang ganteng adalah jelek yang perhalus

Demikian penelitian saya, semoga para jomblo tingkat akhir yang juga membaca hasil penelitian ini, bisa menjalani hidup dengan lebih baik karena punya temen dengan nasib yang sama.

 wajah profesor, ganteng bukan?